Tuesday 16 December 2008

Emas, Tabungan atau Asuransi

oleh: Ahmad Gozali, dari Perencana Keuangan
Pernah dimuat di Majalah Ummi, Juni 2008

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum,
Pak Gozali, saya seorang ibu rumah tangga dengan dua putra yang keduanya masih belum bersekolah (usia 3,5 dan 2 tahun). Suami saya bekerja sebagai seorang pegawai negeri sehingga kami punya penghasilan tetap bulanan. Di majalah ini memang pernah sekilas diulas tentang beberapa pilihan investasi. Namun rasanya itu belum menjawab persoalan saya. Begini, Pak, misalkan setiap bulan kami bisa berdisiplin untuk menyisihkan uang sebesar Rp 350.000,- (setelah memenuhi kebutuhan bulanan dan beberapa cicilan), apa yang sebaiknya kami lakukan dengan uang itu? Apakah kami tahan dulu sampai jumlah tertentu kemudian kami belikan emas atau perhiasan? Apakah kami buka rekening tabungan saja dan menampung uang itu di sana setiap bulan? Atau, apakah kami ikut asuransi jiwa unit link yang memberikan benefit menarik, seperti yang ditawarkan agennya beberapa waktu lalu kepada saya? Atau, adakah pilihan lain yang lebih baik, mengingat kami juga perlu memikirkan biaya sekolah anak-anak kelak. Mohon saran dan pandangan Pak Gozali. Terima kasih.

Jawaban
Wassalamu’alaikum
Ibu N, Depok
Alhamdulillah, Ibu N sepertinya Anda memiliki keluarga yang lengkap. Suami istri yang bahagia dengan 2 orang anak. Sebagai orangtua, tentunya Anda berdua hanya ingin yang terbaik untuk kedua anak Anda. Terutama pendidikannya di masa depan kelak. Saya rasa itulah tujuan keuangan Anda yang paling utama pada saat ini.
Sebelum memutuskan ke mana Anda akan berinvestasi, kita perlu rumuskan dulu apa tujuan keuangan Anda di masa depan. Karena dengan menentukan tujuan keuangan, kita bisa perkirakan jangka waktu investasinya, dan memilih produk yang paling tepat sesuai dengan jangka waktunya.
Karena anak-anak Anda masih berusia belia, maka saya asumsikan Anda baru akan menggunakan dana tersebut dalam waktu beberapa tahun lagi. Jika dipakai untuk biaya masuk SD, SMP, dan seterusnya, maka dana ini baru akan dipakai 3 tahun lagi. Jika hanya untuk biaya kuliah saja yang relatif mahal, maka dana ini baru akan dipakai dalam waktu lebih dari 10 tahun. Mari kita sebut saja ini sebagai investasi jangka panjang.
Karena dananya akan diinvestasikan, dan tidak banyak diganggu dalam waktu yang panjang. Maka saya tidak rekomendasikan Anda untuk menyimpannya di rekening tabungan saja. Sayang sekali bukan kalau hanya disimpan di tabungan dan mendapatkan hasil dibawah 5%, padahal inflasi saja sudah 7%-8%? Artinya, uang Anda malah berkurang nilainya, bukannya bertambah.
Namun bukan berarti Anda tidak perlu sama sekali rekening tabungan lho. Kalau sekarang belum punya, maka Anda harus membuka rekening tabungan dan menempatkan dana surplus bulanan tersebut seketika setelah gajian, bukan di akhir bulan menunggu sisa. Setiap bulan masukkan dananya ke rekening tabungan sampai saldonya kira-kira berjumlah 3 kali lipat dari pengeluaran rutin bulanan Anda. Karena suami seorang PNS, maka dana cadangan untuk 3 bulan sudah cukup memadai.
Jika saldonya melebihi 3 kali biaya bulanan, barulah kelebihannya tersebut diinvestasikan. Sehingga kalau Anda ada keperluan mendadak atau darurat, bisa mengambil cadangan dalam tabungan. Dan investasi Anda pun tetap utuh tidak terganggu.
Lalu ke mana sebaiknya menginvestasikan uang? Emas bisa jadi pilihan yang cukup menarik mengingat harganya yang terus mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tapi saya tidak rekomendasikan perhiasan emas, karena perhiasan cenderung berkurang nilainya dikurangi dengan ongkos pembuatan, penyusutan dan sebagainya. Belum lagi harganya yang bisa “dimainkan” oleh pedagang emas jika tidak dijual di tempat yang sama ketika membeli.
Kalau Anda ingin investasi dalam bentuk emas, coba pilih emas murni 24 Karat. Atau yang biasa disebut sebagai logam mulia. Emas ini tersedia dalam bentuk batangan kecil-kecil yang bisa “dicicil” pembeliannya. Mulai dari 1 gram, 2 gram, 5 gram, 10 gram, dan seterusnya. Kalau jumlahnya belum terlalu banyak, Anda masih bisa menyimpannya di rumah. Tapi kalau sudah cukup banyak, Anda perlu menyimpannya di safe deposit box yang disewakan oleh bank. Emas ini cocok untuk disimpan dalam jangka waktu menengah (3 tahun) atau jangka waktu panjang (lebih dari 10 tahun).
Alternatif kedua, asuransi unit link juga pilihan yang baik. Apalagi kalau suami Anda belum memiliki asuransi sama sekali, mengingat asuransi dari pemerintah sebagai PNS biasanya kurang memadai. Tapi ingat, pastikan nama tertanggungnya adalah nama suami Anda sebagai pencari nafkah, bukan nama Anda.
Asuransi unit link ini cocok untuk jangka panjang lebih dari 5 tahun. Sedangkan untuk jangka waktu 3 tahun ketika anak Anda masuk SD sepertinya kurang bagus. Karena biasanya unit link membebankan biaya dan potongan pada 2-3 tahun pertama. Sehingga bisa dikatakan Anda baru bisa menikmati hasilnya setelah tahun ke tiga.
Selamat berinvestasi!
Salam.
Ahmad Gozali
Perencana Keuangan

Bagaimana dengan anda, apakah anda masih memprioritaskan ke tabungan saja?

0 Comments: